STRATEGI PEBELAJARAN MATEMATIKA
A.
PENGERTIAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa
diartikn sebagai pola-pola umumkegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut,
Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah
suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2007 : 126).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metide dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu,
artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam
upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang
jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
B.
METODE
PEMBELAJARAN
1.
Metode
Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah
penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai
beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya
inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2.
Metode
Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah
proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untukberinteraksi saling
bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan
masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif
(Gagne & Briggs. 1979: 251).
3.
Metode
Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan
metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana
proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode
pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar
yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas
sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat
kue, dan sebagainya.
4.
Metode
Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah
metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah
yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5.
Metode
Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah
suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat
sendiri.
6.
Metode
Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah
suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode
ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri
dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
7.
Metode
Study Tour (karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode
mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas
pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan
serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8.
Metode
Latihan Ktrampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah
suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang
kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan
untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal:
membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk
kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
9.
Metode
Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah
suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang
masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai
kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung.
Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan
team pendidik tersebut
10. Metode Peer Theaching
Method
Metode Peer Theaching sama juga
dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh
temannya sendiri.
11. Metode
Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan
masalah) bukan hanyasekadar
metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam
problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan
mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
12. Project Method
Project Method adalah
metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik
merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
13. Taileren
Method
Teileren Method yaitu suatu
metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat
kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan
masalahnya
14. Metode Global
(ganze method)
Metode Global yaitu suatu
metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa
meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.
C.
MODEL
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
1.
Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai
dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan dengan
otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan
rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara
koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
2.
Jigsaw
Model p[embeajaran ini termasuk
pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan, iformasi
bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari
beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota
kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar sama,
buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja
sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada kelompok
asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
3.
TPS (Think Pairs Share)
Model pembelajaran ini tergolong
tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan
persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan
sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual,
buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
4.
REALISTIC MATHEMATIC
EDUCATION (RME)
Pembelajaran
matematika realistik adalah padanan Realistic Mathematics Education (RME),
sebuah pendekatan pembelajaran matematika yang dikembangkan Freudenthal di
Belanda. Gravemeijer (1994: 82) mengungkapkan Realistic mathematics education
is rooted in Freudenthal’s interpretation of mathematics as an activity.
Ungkapan
Gravemeijer di atas menunjukkan bahwa pembelajaran matematika realistik
dikembangkan berdasar pandangan Freudenthal yang menyatakan matematika sebagai
suatu aktivitas. Lebih lanjut Gravemeijer (1994: 82) menjelaskan bahwa yang
dapat digolongkan sebagai aktivitas tersebut meliputi aktivitas pemecahan
masalah, mencari masalah dan mengorganisasi pokok persoalan. Menurut
Freudenthal aktivitas-aktivitas itu disebut matematisasi.
Terkait dengan konsep pembelajaran matematika realistik di atas Gravemeijer (1994: 91) menyatakan
Mathematics is viewed as an activity, a way of working. Learning mathematics means doing mathematics, of which solving everyday life problem is an essential part.
Gravemeijer menjelaskan bahwa dengan memandang matematika sebagai suatu aktivitas maka belajar matematika berarti bekerja dengan matematika dan pemecahan masalah hidup sehari-hari merupakan bagian penting dalam pembelajaran.
Konsep lain dari pembelajaran matematika realistik dikemukakan Treffers (dalam Fauzan, 2002: 33 – 34) dalam pernyataan berikut ini
The key idea of RME is that children should be given the opportunity to reinvent mathematics under the guidance of an adult (teacher). In addition, the formal mathematical knowledge can be developed from children’s informal knowledge.
Dalam ungkapan di atas Treffers menjelaskan ide kunci dari pembelajaran matematika realistik yang menekankan perlunya kesempatan bagi siswa untuk menemukan kembali matematika dengan bantuan orang dewasa (guru). Selain itu disebutkan pula bahwa pengetahuan matematika formal dapat dikembangkan (ditemukan kembali) berdasar pengetahuan informal yang dimiliki siswa.
Pernyataan-pernyataan yang dikemukakan di atas menjelaskan suatu cara pandang terhadap pembelajaran matamatika yang ditempatkan sebagai suatu proses bagi siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan matematika berdasar pengetahuan informal yang dimilikinya. Dalam pandangan ini matematika disajikan bukan sebagai barang “jadi” yang dapat dipindahkan oleh guru ke dalam pikiran siswa.
5.
STRATEGI PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
CTL
sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas.Asas –asas ini yang
melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL.
Ketujuh asas tersebut antara lain “
1.Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognisi siswa berdasarkan pengalaman.Menurut konstruktivisme,pengalaman itu memang bersala dari luar,akan tetapi dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.Oleh sesbab itu pengalaman terbentuk oleh dua factor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek tersebut.
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognisi siswa berdasarkan pengalaman.Menurut konstruktivisme,pengalaman itu memang bersala dari luar,akan tetapi dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.Oleh sesbab itu pengalaman terbentuk oleh dua factor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek tersebut.
2.Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran kontekstual adalah inkuiri.Artinya,proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.Dengan demikian dalam proses perencanaan,guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,akan tetapi meransang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.
Asas kedua dalam pembelajaran kontekstual adalah inkuiri.Artinya,proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.Dengan demikian dalam proses perencanaan,guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,akan tetapi meransang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.
3.Bertanya
Belajar pada dasarnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.bertanya dapat dianggap sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,sedangkan menjawab pertanyaam mencerminkan kemampuan sesorang dalam berpikir.Dalam proses pembelajaran CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja,akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri.Karena itu peran bertanya sangat penting,sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbng dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
Belajar pada dasarnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.bertanya dapat dianggap sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,sedangkan menjawab pertanyaam mencerminkan kemampuan sesorang dalam berpikir.Dalam proses pembelajaran CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja,akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri.Karena itu peran bertanya sangat penting,sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbng dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
4.Mzsyarakat
belajar
Dalam
CTL penerapan masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran
melalui kelompok belajar.Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya
bersifat heterogen baik dilihat dari kemampuan belajar dan kecepatan
belajarnya.Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan,yang cepat
didorong untuk membantu yang lambat belajar.
5.Pemodelan
Yang
dimaksud dengan asas pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Misalnya guru
memberikan contoh bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing.guru olahraga
memberikan contoh bagaimana cara melempar bola dan lain sebagainya.
6.Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.Melalui refleksi pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognisi siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang telah dibentuknya.
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.Melalui refleksi pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognisi siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang telah dibentuknya.
7
Penilaian nyata
Penilaian
nyata (authentic assesement ) adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.Penilaian
ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau
tidak.apakah pengetahuan belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif terhadap
perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.
6.
PROBLEM SOLVING
Metode
pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik dalam menghadapi berbagai
masalah baik itu perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri
dan atau bersama-sama.
Pembelajarannya adalah berorientasi investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Pembelajarannya adalah berorientasi investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Dalam
rangka penerapan dan pemanfaatan dengan metode ini maka PPPPTK Matematika
berinisiatif menerbitkan situs ini. Ini adalah langkah kecil dari PPPPTK
Matematika dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya bidang
pendidikan matematika.
Tak ada gading yang tak retak. Upaya ini tentu masih jauh dari sempurna dan perlu untuk diperbaiki terus menerus. Oleh karena itu kami sangat berharap akan masukan dan interaksi dari para pembaca sekalian.
Tak ada gading yang tak retak. Upaya ini tentu masih jauh dari sempurna dan perlu untuk diperbaiki terus menerus. Oleh karena itu kami sangat berharap akan masukan dan interaksi dari para pembaca sekalian.
7.
PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
Problem
Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pembelajaran. Pembelajaran berbasis msalah di gunakan untuk merangsang
berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termsuk di dalamnya
belajar bagaimana belajar. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah
adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan
dan dialog.